Tugas Blog Etika Bisnis Ke-1
Nama Anggota Kelompok
Alfi Rusdayanti 10215499
Dini Nurcahyani 11215962
Endang Sulastri 12215218
Ratri Indah Utari 15215686
Yola Yuliana 17215276
Prinsip-Prinsip
Etika Dalam Berbisnis
Perkembangan bisnis saat ini telah memasuki era
globalisasi, dimana terjadi pergerakan komoditas, modal, dan juga manusia yang
seolah tanpa batas menembus ke segala penjuru dunia. Modal paling utama dalam
bisnis adalah nama dan kepercayaan. Ukuran etika dan sopan santun dalam dunia
bisnis sangatlah keras, kalaulah ada pengusaha yang melanggar etika, mereka
lebih banyak mendapat hukuman dari masyarakat, dibandingkan dari pemerintah.
Karena pada dasarnya juga masyarakat bisnis itu punya jaringan tersendiri, yang
sangat luas dan efektif, sehingga setiap pengusaha yang berbuat curang atau
tidak etis, maka namanya akan segera tersiar, hal itu tentunya akan merusak
nama baiknya sendiri. Etika bisnis itu tidak hanya terlihat dalam hubungan
antara pengusaha saja, namun juga terkait hubungan dengan pemerintah dan
tentunya masyarakat. Walaupun sejauh ini ukuran etis atau tidak etisnya praktik
perusahaan dalam masyarakat masih susah diukur, namun paling tidak kita bisa
kembalikan ke hati nurani pengusaha itu sendiri. Dengan adanya moral dan etika
dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya,
perusahaan optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi dapat
diatasi. Etika bisnis juga merupakan cara unggul untuk dapat memperoleh simpati
masyarakat agar perusahaan mampu bertahan.
A.
Definisi
Etika
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang
berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi
tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang
berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang
praxis (tindakan) manusia. Etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak.
B.
Definisi Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy
yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat.
Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau
sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
C.
Definisi Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
Pendekatan
Etika Bisnis
1.
Utilitarian
Approach
Dalam
pendekatan ini, setiap tindakan harus didasarkan dengan konsekuensinya. Untuk
itu, sebelum bertindak, Anda harus memberikan manfaat yang besar baru
masyarakat dengan cara yang tidak membahayakan dan menggunakan biaya
serendah-rendahnya.
2.
Individual
Rights Approach
Pendekatan
ini memiliki pengaruh besar dalam menghargai dan menghormati setiap tindakan
yang dilakukan orang lain. Namun, jika tindakan tersebut dinilai bisa mengakibatkan
suatu perpecahan atau benturan dengan hak orang lain, maka tindakan tersebut
harus dihindari.
3. Justice Approach
Setiap pembuat keputusan memiliki kedudukan
yang sama, serta bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan,
baik perorangan maupun kelompok. Pendekatan etika bisnis ini akan memberikan
keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Prinsip-prinsip
Etika Bisnis
1.
Prinsip Otonomi
Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan. Seseorang dikatakan memiliki prinsip otonomi
dalam berbisnis jika ia sadar sepenuhnya akan kewajibannya dalam dunia bisnis.
Prinsip otonomi mengharuskan pelaku bisnis mengambil keputusan dengan tepat dan
baik, serta mempertanggungjawabkan keputusan tersebut. Dalam menjalankan
prinsip otonomi ini, dua perusahaan atau lebih bisa berkomitmen menjalankan
etika bisnis dengan prinsip otonomi. Namun, masing-masing perusahaan dapat
mengambil pendekatan yang berbeda-beda dalam menjalankannya. Karena,
masing-masing perusahaan pasti memiliki kondisi dan strategi yang berbeda-beda
dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
2.
Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling dasar untuk mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Tanpa kejujuran, bisnis tidak akan bertahan
lama, karena kejujuran adalah kunci utama dalam kesuksesan bisnis. Prinsip ini
harus diterapkan dalam segala kegiatan bisnis misalnya saat melaksanakan
kontrak terhadap pihak ketiga maupun karyawan, jujur terhadap konsumen, jujur
salam kerja sama, dan lain sebagainya.
·
Kejujuran
dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak
·
Kejujuran
dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
·
Kejujuran
dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
3.
Prinsip Keadilan
Dalam prinsip ini berarti setiap orang yang melakukan bisnis
meiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Sehingga semua pihak yang
terkait dalam bisnis harus memberikan kontribusi baik secara langsung atau
tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Menerapkan prinsip keadilan
berarti semua pihak harus memiliki akses positif sesuai dengan kemampuan dan
peran yang telah diberikan untuk mendukung keberhasilan bisnis. Prinsip
keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional, obyektif dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Keadilan dalam Bisnis
a.
Keadilan Legal
Menyangkut
hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara. Intinya adalah
semua orang atau kelompok masyarakat diperlakukan secara sama oleh negara di
hadapan hukum
b.
Keadilan Komutatif
Mengatur
hubungan yg adil atau fair antara orang yang satu dengan yang lain atau warga
negara satu dengan warga negara lainnya. Dalam bisnis, keadilan komutatif
disebut sebagai keadilan tukar. Dengan kata lain keadilan komutatif menyangkut
pertukaran yang adil antara pihak-pihak yg terlibat. Keadilan ini menuntut agar
baik biaya maupun pendapatan sama-sama dipikul secara seimbang.
c.
Keadilan Distributif
Keadilan distributif
(keadilan ekonomi) adalah distribusi ekonomi yang merata atau yang dianggap
merata bagi semua warga negara. Menyangkut pembagian kekayaan ekonomi atau
hasil-hasil pembangunan.
4.
Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini
menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak. Jadi kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang
dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan menuntut hak
yang sama yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama
lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.
5.
Prinsip Loyalitas
Loyalitas adalah salah satu hal penting dalam menjalankan sebuah
bisnis. Loyalitas dalam perusahaan biasanya dapat dilihat dari kerja keras dan
keseriusan dalam menjalani bisnis sesuai dengan visi dan misi. Dengan
menerapkan prinsip ini, berarti tidak boleh mencampurkan urusan pekerjaan
dengan urusan pribadi.
6.
Prinsip Integritas Moral
Setiap perusahaan harus memiliki integritas moral yang baik. Dengan
begitu, perusahaan lebih dapat dipercaya masyarakat. Menerapkan prinsip ini,
berarti seluruh pelaku bisnis, baik karyawan hingga manajemen harus selalu
menjaga nama baik perusahaan. Prinsip ini
menganjurkan agar orang-orang yang menjalankan bisnis tetap dapat menjaga nama
baik perusahaan. Perusahaan harus megelola bisnisnya sedemikian rupa agar tetap
dipercaya, tetap paling unggul dan tetap yang terbaik.
7.
Prinsip Tidak Berniat Jahat
Bisnis didirikan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat konsumen dan masyarakat umumnya. Dari komitmen ini tentunya niatan
yang ada pada setiap pelaku bisnis terhadap stakeholder adalah untuk
maksud-maksud mencapai tujuan yang baik dan positif.
8.
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Pengertian prinsip ini merupakan prinsip tindakan bisnis yang
dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Aktivitas bisnis tertentu
ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Jika bisnis
memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat
memberikan respon sama.
Contoh
Pelanggaran Etika Bisnis
1.
Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
Sebuah Yayasan X
menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah
mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan
sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,
sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar. Disamping itu
tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang itu kepada
wali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, Yayasan baru memberikan
informasi bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragam guru. Dalam kasus
ini, pihak Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip
transparansi.
2.
Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas
Sebuah RS Swasta melalui pihak Pengurus mengumumkan kepada seluruh
karyawan yang akan mendaftar PNS secara otomatis dinyatakan mengundurkan diri.
A sebagai salah seorang karyawan di RS Swasta itu mengabaikan pengumuman dari
pihak pengurus karena menurut pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola dalam hal
ini direktur, sehingga segala hak dan kewajiban dia berhubungan dengan
Pengelola bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran
resmi mengenai kebijakan tersebut. Karena sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan
mengundurkan diri. Dari kasus ini RS Swasta itu dapat dikatakan melanggar
prinsip akuntabilitas karena tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban antara Pengelola dan Pengurus Rumah Sakit.
3.
Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati
Seorang nasabah, sebut saja X, dari perusahaan pembiayaan terlambat
membayar angsuran mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah.
X sudah memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya
membayar angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa
minggu setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih
angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak
perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekanan
psikologis kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat mengakategorikan pihak
perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karena
sebenarnya pihak perusahaan dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu
dengan cara yang bijak dan tepat.
Contoh
Etika Bisnis Terlaksana
·
Pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR)
PT.FREEPORT memiliki komitmen untuk mengelola dan meminimalisasi
dampak dari kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan dan untuk mereklamasi
serta menghijaukan kembali lahan yang terkena dampak. Melalui kebijakan
lingkungan, PT.FREEPORT berkomitmen untuk melaksanakan pengelolaan dan
praktik-prkatik lingkungan yang baik, menyediakan sumber daya yang cukup layak
guna memenuhi tanggung jawab tersebut dan melakukan perbaikan berkesinambungan
terhadap kinerja lingkungan pada setiap lokasi kegiatan. PT.FREEPORT juga
memiliki komitmen kuat untuk mendukung penelitian ilmilah guna memahami
lingkungan di sekitar tempat PT.FREEPORT beroperasi, serta melakukan pemantauan
yang komprehensif untuk menentukan efektivitas dari praktik-praktik
pengelolaan.
Sumber
:
Buku
:
Untung,
Budi. 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Internet :
Komentar
Posting Komentar